Feminisme Merambah Hollywood - FERI SULIANTA

FERI SULIANTA

Feri Sulianta's News Relay Berita terkini seputar edukasi hiburan gaya hidup teknologi kesehatan hobi sosial manzone

test banner

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Wednesday, January 24, 2018

Feminisme Merambah Hollywood


Feminis memerambah dunia hiburan termasuk pula yang utamanya adalah perfilman Hollywood.  Hal ini terlihat  dari perfilman Hollywood, paham feminisme menyusup pada skrip perfilman. Jika diperhatikan dan melihat pola perfilman, akan terlamati bahwa selalu ada adegan yang menghadirkan tokoh wanita yang kuat di luar batas-batas yang wajar. Misalnya saja, meskipun pada dasarnya secara fisik wanita tidak sedemikian berkekuatan tetapi skenario film menyajikan wanita dalam karakter apapun akan didaulat kuat dan sejajar bahkan lebih kuat dibandingkan pria. Meskipun hal demikian tidak terjadi di dunia nyata, tetapi di dunia hiburan kondisinya justru berbalik. Film-film yang dibanjiri pesan feminis, kebanyakan dikonsumsi oleh para pria, dan anak laki-laki yang secara tidak langsung mengindoktrinasi  bahwa adanya ‘kemampuan  mengejutkan dalam diri seorang wanita yang melampau pria secara mental dan fisik’ yang meresap  melalui tayangan dari  satu film ke film lainnya.

Ghostbuster versi feminis menjadi film paling tidak disukai di jejaring youtube (Sumber: http://www.trbimg.com/img-57460f36/turbine/la-oe-zeisler-ghostbusters-feminist-hollywood-20160520-snap)
Salah satu blog personal yang mengulas panjang lebar perihal indoktrinasi feminis melalui film-film Hollywood  dengan artikel yang berjudul: Indoktrinasi Feminis melalui Hollywood dan Televisi (Judul asli: Feminist Indoctrination via Hollywood and TV Land) mengatakan demikian:
Saya mendapati bahwa pengaruh feminis (politik sayap kiri) merambah ke Hollywood, dan sudah dapat dialamati dengan jelas karakter mental yang sama setiap kali feminis mempromosikan doktrin feminisnya. Caranya dengan memperlihatkan bahwa semua laki-laki dan anak laki-laki tampak bagaikan orang bodoh layaknya badut, mempermalukan dan mendegradasi para pria, sedangkan wanita digambarkan sebagai pribadi yang cerdas, memegang kendali bahkan muncul dengan amat sangat tepat saat dibutuhkan. Misalnya saja seorang pria berotot dengan bobot +100 kilogram dengan mudahnya dihantam oleh wanita yang hanya berbobot   + 45 kilogram.
Jadi tujuan feminisme adalah tidak hanya mempromosikan kebohongan melalui tokoh ‘wanita yang kuat’ tetapi juga menciptakan suatu kebohongan yang berkepanjangan dengan menunjukkan semua pria adalah lemah, menyedihkan, serta tidak memiliki kemampuan apapun.
Dalam propagandanya, feminis tidak akan  menunjukkan kelemahan mereka, tetapi berfokus dengan meremehkan pria hanya untuk membuat diri mereka ‘merasa’ lebih baik, disaat yang sama mereka memperkenalkan  visi misi feminisme.

Bukti pernyataan ini terlihat dalam film-film masa kini, skenario yang terpola, seberapa pun hebat tokoh pria yang melakoni suatu cerita, selalu ada sosok wanita yang menyusup dalam skenario dan tanpa disadari skenario tersebut dirancang guna melemahkan karakter pria, bahkan jika kondisi tersebut diproyeksikan dalam dunia nyata, sosok wanita seperti itu tidak mungkin memiliki pengaruh seperti yang ditayangkan dalam film. Tidak jarang para pria yang menyadari hal ini,  dan menyatakan keberatan atas tayangan demikian yang  mendegradasi citra pria dengan tidak masuk akal

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Post Top Ad

Responsive Ads Here