Mengenal Christina Sommers yang Humanis - FERI SULIANTA

FERI SULIANTA

Feri Sulianta's News Relay Berita terkini seputar edukasi hiburan gaya hidup teknologi kesehatan hobi sosial manzone

test banner

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Wednesday, January 17, 2018

Mengenal Christina Sommers yang Humanis

Dalam talkshownya pada Dublin Report, Christina Sommers menjelaskan bahwa feminisme Eropa dialamati baik dan berpaut pada pencerahan, tetapi justru di tangan akademia, feminisme mulai mengalami perubahan. Bukannya mencari ‘kesetaraan’, feminis  menjauh dan menjadi amat radikal, mereka menjadikan ruang kelas sebagai  tempat untuk mengembangkan ide-ide radikalnya, membuat pernyataan sepihak tanpa dasar dan tanpa bukti nyata. Ini yang Christina alamati sendiri sebagai pendidik di universitas.

Christina Hoff Sommers


Sayangnya yang radikal ini menjadi dominan karena memonopoli edukasi, sedangkan feminisme gelombang ketiga  menjadi semakin ekstrim dikemudian hari, feminis seperti ini tidak akan memberikan manfaat apa-apa bagi siswa di universitas. Ia menjelaskan contohnya dengan perbedaan upah, yang jika ditanyakan pada kelompok politik, mereka pasti menjawabnya bahwa hal demikian timbul karena faktor diskriminasi, menyalahi perusahaan dan patriarki (Christina  mengatakan bahwa patriarki penindas sebenarnya hanya omong kosong), tapi jika menanyakannya pada ahli ekonomi halnya akan berbeda, karena pada dasarnya pria memilih pekerjaan yang lebih berbahaya, bekerja penuh waktu, memilih pula bidang yang berbeda dibandingkan wanita, sedangkan wanita lebih memilih bekerja part time dan mendapatkan waktu luang bagi dirinya sendiri, hal ini sangat relevan jika terjadi perbedaan gaji antara semua pria dan semua wanita tanpa memandang jenis pekerjaannya, inilah riset yang benar dan baik, tetapi feminis justru menghembuskan pernyatan yang berbeda dan tidak mendasar. Bahkan Christina menyatakan bahwa lama kelamaan mereka akan semakin tidak populer  dengan aksi radikal dan seminar-seminar radikalnya yang membuat orang tidak akan memberikan atensi lebih dari 10 menit terhadap ide-ide mereka.

Sewaktu moderator, bernama Dave Rubin, menyatakan bahwa dalam dunia seperti ini banyak orang dibingungkan dengan kebenaran dan fakta, terutama menyangkut gender dan keadilan, maka Christina menyarankan agar orang-orang mencari dan merujuk berita dari sumber-sumber yang dapat dipercaya, misalnya dengan banyaknya lansiran berita perkosaan  dialami wanita-wanita dan yang diberitakan secara fantastis,  Christina melihat biro statistika dan faktanya justru berbeda, meskipun pemerkosaan sangatlah buruk, tetapi di kampus hal ini amat sangat jarang terjadi, tidak seperti yang diberitakan,  hanya saja banyak orang memilih untuk mempercayai berita yang f dibesar-besarkan.

Christina  mengatakan dalam akhir wawancaranya, bahwa ia adalah ‘faktual feminis’ yang sangat identik dengan feminis klasik untuk pencerahan bahwa pria dan wanita adalah setara sebagai manusia, tidak ada diskriminasi, menjunjung keadilan, dan hal ini baik untuk semua orang, tidak pula harus dinamai feminisme, orang bisa menyebutnya sebagai humanis,  atau peopleism, equalism, tapi sayangnya feminisme radikal,  membawa feminisme pada pelecehan dan tindakan mengolok-olok pria.  

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Post Top Ad

Responsive Ads Here