Mengacu pada
apa yang dipercayai feminisme perihal gender, seperti yang ditulis dalam buku
yang berjudul: ‘Iluminasi Kehidupan Sosial’ dan ‘Tubuh yang dikonstruksi Secara
Sosial berdasarkan Teori Feminis’ (lluminating Social Life: Classical and
Contemporary Theory Revisited, edited by Peter Kivisto, cahpeter 9, page
255 and The Socially Constructed Body Insights
From Feminist Theory yang ditulis oleh Judith
Lorber and Patricia Yancey Martin, SAGE Publications, 30 Okt 2012 - 440) Menulis
demikian:
…This feminist view
argues that bodies are socially constructed in material and cultural worlds,
which means they are physical and symbolic at one and the same time.
…social constructionist
feminist theory argues that the ideal types of bodies that we are encouraged to
emulate are the product of society’s gender ideology, practices, and
stratification system.
…feminists make room for
differences in bodies and in behavior but do not allow these differences to
result in hierarchies of power or prestige.
Ilustrasi Gender Pria dan Wanita (sumber: https://ravishly.com/sites/default/files/field/image/gender.jpg) |
Berdasarkan
pernyataan diatas, pada dasarnya feminis mengatakan bahwa gender pria dan
wanita dibentuk berdasarkan konstruksi sosial, bahwa pria sebagai yang
dikatakan maskulin dan wanita yang dikatakan feminin, keduanya dipandang
sebagai bentuk dari faktor sosial semata. Feminis tidak menyetujui bahwa
kondisi fisik yang amat berbeda secara nyata membentuk sisi maskulin untuk pria
dan sisi feminin untuk wanita. Feminis pun tidak akan melansir pernyataan bahwa
pria pada umumnya memiliki kekuatan fisik yang mengungguli wanita.
Feminis
menyatakan bahwa gender hanyah konstruksi sosial, jadi jika ingin mengubah
maskulin dan feminin maka lakukan rekayasa sosial. Pernyataan ini membingungkan kedua belah pihak yakni terhadap pria dan
wanita, karena pada dasarnya pria dengan fisiknya sebagai pria dan sifat-sifat
maskulin yang menjadi bagian utama dari citra kepriaannya dan pula wanita dengan
sifat-sifat femininnya yang menjadi bagian dari kewanitaannya, tetapi feminis
mengatakan bahwa hal ini dapat di ubah dengan rekayasa sosial.
Sebuah buku
best seller yang ditulis oleh John Gray yang berjudul: Men are from Mars, Women
are from Venus, mendapatkan tanggapan sinis para feminis, yang menyatakan bahwa
tidak ada perbedaan pria dan wanita, semuanya hanya semata-mata ‘konstruksi
sosial’ dan bukan gen. Sindiran mereka dialamati dengan pernyataan bahwa Men
and Women are from Earth. Tetapi, faktanya buku tersebut laris di pasaran
dan, jika pria dan wanita memahami lawan jenis berkomunikasi maka yang tercipta
adalah meningkatnya kualitas hubungan antara pria dan wanita. Tidak ada yang
dapat membungkam pengaruh baik dari buku ini.
Jika dicermat,
dampak pemikiran konstruksi sosial terhadap penentu gender memunculkan
ketimpangan dari berbagai aspek kehidupan, misalnya saja pekerjaan. Ketimpangan
ini berbuah ketidakadilan jika dipaksakan dan merugikan bagi pria, wanita dan
juga masyarakat.