INDOKTRINASI FEMINISME PADA DUNIA HIBURAN - FERI SULIANTA

FERI SULIANTA

Feri Sulianta's News Relay Berita terkini seputar edukasi hiburan gaya hidup teknologi kesehatan hobi sosial manzone

test banner

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Sunday, July 27, 2014

INDOKTRINASI FEMINISME PADA DUNIA HIBURAN

Feminisme sudah mengubah pola pikir kebanyakan orang, dan paham feminisme meresap pula pada pemikiran orang-orang yang tidak mendefinisikan diri sebagai feminis. Alhasil, mereka mendukung dan memberikan kontribusi yang tanpa disadari justru semakin mengacaukan tatanan sosial gender yang ada di masyarakat.  Kondisi ini pula yang mengakibatkan bahwa feminisme dengan mudahnya merambah dunia hiburan termasuk pula yang utamanya adalah perfilman Hollywood.

Hal ini terlihat amat sangat jelas dengan apa yang ditayangkan sebagai produksi dari perfilman Hollywood, paham feminisme menyusup pada skrip perfilm-an. Buktinya, jika diperhatikan dan melihat pola perfilm-an, akan terlamati bahwa selalu ada adegan yang menghadirkan tokoh wanita yang kuat diluar batas-batas yang wajar. Misalnya saja, meskipun pada dasarnya secara fisik wanita tidak sedemikian berkekuatan tetapi skenario film menyajikan wanita dalam karakter apapun akan didaulat kuat dan sejajar bahkan lebih kuat dibandingkan pria. Hal ini umumnya tidak terjadi di dunia nyata, tetapi di dunia hiburan kondisinya justru berbalik. Bahkan buruknya lagi, film-film yang dibanjiri pesan feminis, kebanyakan dikonsumsi oleh para pria, dan anak laki-laki yang secara tidak langsung mengindoktrinasi dan wujud pembodohan terhadap para pria bahwa adanya ‘kemampuan  mengejutkan dalam diri seorang wanita yang melampau pria secara mental dan fisik’ yang meresap secara melalui penayangan dari  satu film ke film lainnya.

Salah satu blog personal yang mengulas panjang lebar perihal indoktrinasi feminis melalui film-film Hollywood  dengan atrikel yang berjudul: Indoktriasi Feminis melalui Hollywood dan Televisi (Judul asli: Feminist Indoctrination via Hollywood and TV Land) mengatakan demikian:

Saya mendapati bahwa pengaruh feminis (politik sayap kiri) merambah ke Hollywood, dan sudah dapat dialamati dengan jelas karakter mental yang sama setiap kali feminis mempromosikan doktrin feminisnya. Caranya dengan memperlihatkan bahwa semua laki-laki dan anak laki-laki tampak bagikan orang bodoh layaknya badut, mempermalukan dan mendegradasi para pria, sedangkan wanita digambarkan sebagai pribadi yang cerdas, memegang kendali bahkan muncul dengan amat sangat tepat saat dibutuhkan. Misalnya saja seorang pria berotot dengan bobot +100 kilogram dengan mudahnya dihantam oleh wanita yang hanya berbobot   + 45 kilogram.
Jadi tujuan feminisme adalah tidak hanya mempromosikan kebohongan melalui tokoh "wanita yang kuat" tetapi juga menciptakan suatu kebohongan yang berkepanjangan dengan menunjukkan semua pria adalah lemah, menyedihkan, serta tidak memiliki kemampuan apapun.
Dalam propagandanya, feminis tidak akan  menunjukkan kelemahan mereka, tetapi berfokus dengan meremehkan pria hanya untuk membuat diri mereka "merasa" lebih baik, disaat yang sama mereka memperkenalkan  visi misi feminisme.

Yang dikatakannya terbukti dalam apa yang kita bisa lihat sendiri dalam film-film masa kini, semuanya terpola, seberapa hebat tokoh pria yang melakoni suatu cerita, selalu ada sosok wanita yang menyusup dalam skenario dan tanpa kita sadari skenario tersebut dirancang untuk melemahkan posisi pria, bahkan jika kondisi tersebut diproyeksikan dalam dunia nyata, sosok wanita seperti itu tidak mungkin memiliki pengaruh seperti yang ditayangkan dalam film. Hal ini mulai dialamati oleh para pria yang merasa tidak nyaman, bahkan ‘marah’ setelah melihat tayangan demikian, mereka tidak menikmati tayangan seperti itu, yang sedikit banyaknya mendegradasi sosok pria dengan cara yang sangat tidak masuk akal. 


Industri perfilman sedang dalam proses belajar, perihal seberapa menjualkah feminisme dan apakah para feminis dapat terus menyusupkan doktrin-doktrin mereka. Saat ini sedikit banyaknya, masyarakat mulai sadar akan paham-paham feminis yang mungkin saja mengacaukan industri hiburan dan berdampak ditinggalkan pemirsanya.

Post Top Ad

Responsive Ads Here