Jika
feminis masa kini mendatangkan banyak manfaat logis dari pada dampak negatif
yang merusak, tentu feminis akan berjalan mulus dan diterima banyak pihak
(termasuk para pria) tanpa harus
berkonfrontasi terutama dengan para wanita. Faktanya, banyak gerakan anti
feminis yang muncul dari kaum hawa, dan mereka menyuarakan dengan amat sangat
keras betapa beracunnya feminisme bagi masyarakat.
Taruhlah
misalnya Erin Pizzey dalam dokumentasi wawancara pada tayangan video youtube
yang diberi judul: Feminism is a
Terrorist in Organization (Terjemahan: Feminisme adalah teroris dalam
organisasi).
Erin Pizzey dalam sesi interview menjelaskan
pandangannya perihal feminisme yang merusak (sumber: Manwomanmyth.com)
Erin
Pizzey menyatakan bahwa feminisme yang diawali dengan pergerakan wanita menjadi
sangat anarksi. Sedangkan, awal dari
pergerakan feminis adalah pergerakan marxis, yakni para wanita yang berkolaborasi
dengan politisi pria sayap kiri di Inggris, dan kemudian kelompok wanita ini menyatakan
diri “cukup” untuk bekerja bersama dengan para pria dan mereka kemudian membuat kelompok sendiri.
Mereka muncul dari para akademia dan bukan bermunculan dari para wanita
pekerja, mereka memiliki profesi sebagai dosen, juga mahasiswi, inilah yang
menjadi formasi awal gerakan wanita.
Salah
satu contoh anarkisme feminis, yang mana para wartawati internasional menjadi
feminis radikal, memiliki akses pada suatu kolom perihal wanita, mereka menebar
kebencian, salah satunya dengan menulis artikel yang berjudul “ Apakah semua
pria adalah pemerkosa?” Mereka adalah kelompok marxis yang terdiri dari para
wanita yang sangat terorganisasi, bahkan
jika ada jurnalis pria yang membuat pernyataan yang menyudutkan mereka atau
tidak disukai mereka, mereka akan melakukan sensor berita, bahkan orang-orang
yang berseberangan dengan feminis akan mendapat segudang masalah.Erin
menambahkan sehubungan kasus ‘miss world’, bagaimana bisa mereka menyuarakan
“kebebasan untuk para wanita” dan “wanita mendukung wanita” tetapi, jika mereka
mengalamati wanita yang tidak sepemahaman dengan mereka, maka wanita tersebut
akan menjadi sasaran pelecehan.
Hal
ini dialami oleh Erin yang mendapatkan protes dari para feminis sewaktu
menyuarakan pendapatnya perihal feminis. Lebih lanjut, Erin mempublikasikan buku bersama Jeff
Shapiro dengan judul ‘Prone to Violence’
dan Erin mendapatkan ancaman bom dan ancaman pembunuhan, sehingga ia
harus didampingi polisi selama ia menetap di Inggris. Setiap paket yang
diterimanya akan dibawa terlebih dahulu ke polisi karena alasan keamanan, hal
ini pula yang mengharuskannya meninggalkan Inggris dalam jangka waktu lebih
kurang 15 tahun lamanya.
Apa
yang dikemukakan diatas hanyalah awalan dari sekumpulan jigsaw yang akan terus
membuat formasi untuk memahami kemana arah perkembangan feminisme dan bagaimana
formasi masyarakat pun mengalami perubahan dramatis.
Catatan:
Politik sayap kiri umumnya
merujuk pada kelompok dengan aliran sosialis atau sosial demokrasi. Komunisme maupun filsafat marxisme yang seringkali
mendasarinya, seringkali dianggap sebagai bentuk radikal dari politik sayap
kiri. Namun banyak golongan sayap kiri yang menolak bila mereka dihubungkan
dengan komunisme, atau bahkan dengan anarkisme.
Politik sayap kanan adalah istilah
yang mengacu kepada segmen spektrum politik yang biasanya dihubungkan dengan
konservatisme, liberalisme klasik, kelompok kanan dari agama, atau sekadar
lawan dari politik sayap kiri. Dalam konteks tertentu, istilah sayap kanan juga
bisa mencakup nasionalisme otoriter.