Pada dasarnya secara tersirat, hukum-hukum Google
ada pada aturan emas. Secara tertulis, hukum-hukum disusun untuk membuat
pembatasan terhadap konten, lembaga atau orang yang berhubungan dengan Google. Berikut
hukum-hukum yang dimaksud:
-
Akses terhadap informasi adalah prioritas:
Kebebasan berekspresi dan mendapatkan informasi
adalah hak semua orang. Dengan demikian kejernihan informasi harus
dipertahankan, maka dari itu Google berupaya untuk mencegah segala aktivitas: spam, malware, berbagai
aktivitas yang melanggar hukum (etika dan hukum yang berlaku pada suatu negara)
serta aksi-aksi pencurian identitas (identity theft).
-
Algoritma dan Tindakan manual
diberlakukan: Dengan
algoritma yang dijalankan tanpa henti maka relevansi serta kelengkapan
informasi dapat dicapai dari proses pencarian triliunan halaman web. Tetapi
pada kasus-kasus tertentu, kontrol secara manual diberlakukan jika mesin
pencari tidak memberikan solusi optimal.
Ilustrasi analisa google |
-
Daftar Pengecualian sebagai kasus khusus: Ada kalanya algoritma Google salah dalam mengidentifikasi
kelayakan website, misalnya saja algoritma SafeSearch yang dirancang melindungi
anak dari konten ‘dewasa’. Website pendidikan seks bisa disalahartikan sebagai
konten dewasa, maka dari itu justifikasi manual dilakukan sehingga konten
demikian tidak dikategorikan konten ‘dewasa’.
-
Memangkas spam dan malware: Google akan segera menyingkirkan: konten
yang tidak relevan (spam), phising dan program perusak atau malware dari daftar
hasil pencarian.
-
Panduan yang adil untuk webmaster: Panduan diberikan untuk menjalin
kerjasama menguntungkan anatara Gogle dan webmaster, dengan demikian konten dapat
terindeks dengan benar dan Google mampu menyajikan informasi yang relevan. Jika didapati kendala, webmaster
dapat membuat pernyataan agar Google meninjau ulang keberadaan website.
-
Memangkas hasil pencarian atas dasar hukum: Google dapat menghapus konten dari hasil
penelusuran karena alasan hukum. Biasanya penghapusan dilakukan setelah menindak
lajuti kebenaran pengaduan pihak lain terkait pelanggaran hak cipta, aturan
suatu negara, konten ilegal, atau penghinaan agama.
Google tidak sembarangan menghapus hasil
pencarian, berbagai pertimbangan serta kelengkapan dokumen diperlukan untuk mencabut
informasi dari Indeks pencarian. Contoh pelaporan di Denmark ditanggapi Google
sbb : “Kami
menerima permintaan dari penegak hukum lokal untuk menghapus dua video YouTube
karena mengkritik duta besar asing. Dasar hukum untuk penghapusan tidak
diberikan. Kami tidak menghapus video tersebut.”
Semua proses pengaduan serta pemangkasan
informasi pada pencarian didokumentasi secara transparan, siapapun dapat
melihat prosesi aduan serta tindak lanjut Google. Untuk melihatnya dapat
mengunjungi link: http://www.google.com/transparencyreport/
.
Karakteristik informasi permintaan penghapusan halaman web dari daftar hasil pencarian |
-
Mencegah aksi pencurian identitas : Google dapat
menghapus informasi pribadi dari hasil pencarian jika disinyalir berdampak pada
pencurian identitas atau penipuan keuangan, misalnya informasi nomor rekening
bank, nomor kartu kredit dan image tanda tangan.
-
Memerangi Eksploitasi Anak : Google akan memblokir semua pencarian
yang mengarah pada pelecehan seksual dan eksploitasi anak-anak.
-
Pembatasan terhadap ‘konten yang
memberikan efek kejut’:
Konten yang menyinggung, melecehkan, bahkan menjijikan dalam taraf tertentu
akan diminimalisir keberadaannya dengan mempersempit modus pencarian, meskipun
pada dasarnya informasi demikian mungkin dibutuhkan pengguna lain. Misalnya
konten dokumentasi aksi anarkis berdarah yang akan memberikan rasa ngeri atau
‘efek kejut’ bagi yang melihatnya.
-
Kebebasan memilih Informasi: pengguna dapat mengaktifkan fitur SafeSearch
yang akan memblokir konten ‘dewasa’ dari hasil pencarian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.