Film "Charlie's Angels" yang dibuat ulang sangatlah banyak mengandung pesan-pesan ibarat ceramah yang memekakkan telinga penikmat film. Sang sutradara, Elizabeth Banks mengemasnya dengan muatan pesan tentang kekuatan perempuan dan feminisme secara berulang kali dalam film tersebut, "Girl Power" atau apalah itu.
Hollywood menganggarkan $ 48 juta pada Banks untuk membuat skenario film. Bank seharusnya menggunakan sebagian uang itu untuk menyewa penulis skenario yang lebih baik. Tetapi isi dari skenario yang dibuat hanya membuat orang yang mendengarnya terbelalak hingga bosan.
Chalie's Angel Gagal Total (Sumber gambar: Youtube JosiahRises,Nov 17, 2019) |
Bagimana tidak, saksikan saja bagaimana Kristen Stewart mengatakan dialog-dialog yang mengerikan alias tidak sama sekali bertujuan untuk menghibur audiensinya. Ia memulai kalimat pembuka film: "Saya pikir wanita bisa melakukan apa saja," katanya kepada targetnya, seorang pria yang dianggap lebih suka Sabina Stewart tetap bertelanjang kaki dan hamil. "Saya ingin semua opsi tersedia untuk saya sehingga saya bisa membuat keputusan sendiri." tambahnya
Sabina menggambarkan bagaimana wanita "tidak terlihat" di masyarakat dan datang dengan "minim harapan."
Itu adalah skenario obrolan ringannya, yang kemudian ditambahkan dengan berbagai macam adegan yang dulunya tidak pernah dilakukan wanita dalam berbagai tayangan film selama beberapa dekade. Apakah dulu adalah bukti ketidakseimbangan gender di Hollywood dan apakah Hollywood dan industri perfilman harus melakukan berbagai upaya untuk menebus kesalahan itu dengan blakblakan bahkan cerboboh?
Sayangnya para penggemar mengatakan mereka tidak berminat menonton film ini karena pesan-pesan ceramah perihal "Girl Power", dan ceramahnya pun dimulai sejak awal dialog pertama tercetus. Awal pembukaan film ini hanya mencapai $ 8,2 juta, awalan yang sangat buruk dari franchise Sony.
Elizabeth Banks menulis, menyutradarai, dan ikut membintangi film 'Charlie Angels'. Elizabeth Banks mungkin telah membantu menghancurkan filmnya sendiri. Aktris yang menjadi sutradara itu memberi tahu setiap reporter yang mewawancarainya perihal bagaimana filmnya akan menyerang patriarki.
Entah apa yang akan terjadi pada tahun 2020 dan seterusnya? Apakah Hollywood akan terus membuat cerita serupa dengan ide feminis liberal dan senang membuat audiensinya merasa ter'trigger', dan tetap mengabaikan kenyataan gagalnya box office? Apakah hal ini membuat eksekutif studio menyadari kesalahannya dan mengembalikan fokus film pada hiburan?
Apakah membutuhkan lebih banyak kegagalan sampai akhirnya Hollywood benar-benar belajar untuk membuat film tanpa harus berpolitik dan ikut-ikutan mengkonstruksi sosial para audiensinya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.