[Feri Sulianta] Berbagai batu yang dinilai berharga saat ini
sebenarnya sudah digunakan sejak lama sebagai material yang memiliki nilai
estetis. Hal ini dikarenakan material demikian banyak didapat dan mudah
dibentuk atau ditempa.
Batu berharga atau batu mulia yang dalam bahasa Inggris
dikatakan sebagai gemstone memaksudkan bongkahan krital mineral yang melalai
proses pemotongan (cutting), pemoleas (polish) yang kemudian ijadikan ornamen
atau perhiasan.
Golden funeral mask of king Tutankham,
Lapis lazuli
digunakan sebagai alis pada firaun muda Foto
oleh: Jon Bodsworth
|
Pada dasarnya istilah precious stone, semi precious
stone, berbagai bebatuan (misal: lapis lazuli) dan juga material organik (fosil
kayu, getah pohon atau binatang karang)
yang dijadikan perhiasan kerapkali disebut sebagai batu berharga ( atau
gemstones).
Meskipun pada umumnya batu berharga memiliki
tingkat ketahanan tinggi (keras), beberapa mineral yang dikategorikan rapuh pun
digunakan sebagai perhiasan karena keindahannya.
Jika pada jaman dahulu pembeda harga suatu batu
mulia ditentukan pada jenis batu dan kuantitasnya di alam, ternyata tidak
demikian hal nya kini. Klasifikasi bebatuan digolongkan pada tingkat
kerjernihan den ketahannnayanya. Dan apa yang sudah digariskan terhadulu
ternyata tidak lagi berlaku sepenuhnya pada masa kini, misalnya saja garnet
yang umumnya murah, tetapi jika jenis green garnet yang diperbandingkan maka
harganya bisa dikatakan lebih bernilai dibandingkan dengan emerald.
Dewasa ini ahli bebatuan atau gemologist
mendefinisikan batu mulia berdasarkan komposisi kimianya, misalnya berlian atau
diamond terbentuk dari unsur Karbon
(C), sedangkan batu Rubi juga Safir tersusun
dari Alumunium Oksida (Al2O3), Quartz atau Kuarsa (SiO2)
Mau tau lebih banyak tentang batu mulia? Klik disini