[Feri Sulianta] Dalam
banyak kasus cyberbullying berada level yang bias jika dihubungkan dengan tindakan
kejahatan, hal ini adalah masalah perilaku dan kebanyakan tidak menganggapnya sebagai kejahatan kriminal nan serius. Dalam hal ini moral seharusnya memegang peranan penting,moral akan mempengaruhi bagaimana mereka
bertindak, karena sewaktu hukum demikian kasat mata, moral yang mengambil
peranan.
Ilustrasi Cyberbullying (sumber: https://www.legalzoom.com/sites/legalzoom.com/files/uploaded/articles/cyberbullying.jpg)
|
Beberapa
faktor yang menjadi alasan terjadi-nya
Cyberbullying dimana kualitas moral
berperan :
-
“Saya
tidak mungkin tertangkap“, dan memang sulit untuk mendeteksi dan memberikan ganjaran bagi si pelaku
-
“Sebenarnya,
itu tidaklah demikian menyakitkan toh?“
Jikalau dibandingkan dengan tindak kekerasan fisik, memang
kerugian/penderitaan yang dialami tidaklah terlihat
-
“Itu
belum seberapa, saya malah mendaptkan pelecehan yang lebih daripada itu“
Meskipun, dilecehkan sangat tidak menyenangkan bukan berarti membalas untuk
melecehkan atau menumpahkan kekesalah dengan melecehkan orang lain akan
dianggap berterima.
-
“Saya
tidak menyakiti pribadi-nya kok!“ - Mungkin pelecehan bisa saja terjadi/atau
dialami perusahaan atau organisasi . Bagi pelaku hal ini tidak merugikan
pribadi tertentu
-
“Semua
orang pasti pernah melakukannya“ Memang banyak perilaku tidak etis dan orang –
orang yang mengabaikan moral dikarenakan hukumnya tidak tegas dan bahkan tidak
ada.
-
“Dia
pantas mengalaminya!“ Sebenarnya pelaku ini bertindak atas dasar balas dendam
semata, bahkan jikalau diperdebatkan si pelaklu atau-pun penderita dapat
bertukar posisi
Disamping faktor moral, ada faktor lain yang
memberikan kontribusi terdapat berkembangnya cyberbullying. Teknologi informasi sabagi transformer
memhadirkan cara berkomunikasi yang bahkan sama sekali baru, contoh : cara
berkomunikasi menggunakan e-mail, cara bertransaksi dengan e-commerce dan masih
banyak lagi. Dimana metode tradsional ditransformasikan secara total.
Teknologi informasi menciptakan dunia maya, yang
memungkinkan kita bisa berkomunikasi tapi tidak terlihat atau anonymous (no
name) meskipun pada dasarnya tidak sepenuhnyalah dikatakan tidak terlihat
karena “cyberspacefootprints“
Kekuatan anonymous yang diciptkanan teknologi
informasi , selain berperan akan
maraknya Cyberbullying, juga berberpan terhadap marknya men-download
musik yang memiliki hak cipta, berbagi software (pirated software) dan
file – file video. Tindakan ilegal, melanggar hak cipta dan tidak terlihat,
benar – benar luar biasa!
Meskipun demikian anonymous ada baiknya untuk
digunakan sewaktu go-online dan adaah pilihan bijaksana dari pelaku yang ingin
memanfaatkan informasi yang sifanya sangat pribadi.
Anonimity, memampukan seseorang yang mungkin
terlihat pasif sewaktu berkominikasi dalam dunia nyata, menjadi demikian
agresif dan garang dalam meluncurkan kata – kata pedas sewaktu go-online.
Mereka merasa lebih nyaman untuk
berkominikasi dalam cyberworld karena faktor tidak terlihat ini.
Selain anonimoty, seseorang yang go-online mungkin
memiliki identitas ganda. Adalah mudah membuat e-mail account, satu, dua bahkan
lebih. Multiple identity seperti ini
dapat dimanfaatkan untuk bertindak dengan tidak bertanggung jawab. Bisa jasa
pelaku berkata : “ Yang tidak bertanggung jawab bukanlah saya yang sebenarnya, itu
sisi lain dari pribadi dunia maya saya“.
Suatu
analogi demikian tampak masuk akal, “ Jangan memukul teman-mu!“, mengapa? Bisa
kita beralasan : karena kamu akan dihukum guru, atau nanti kamu mendapat
masalah atau nanti kamu dijauhi teman-teman. Tapi seandainya perilaku tadi
titransformasikan kedalam cyberworld, dimana sipelaku tidak terlihat dan hukum
bahkan tidak ada, dapat dibayangkan perilaku seperti apa yang bakal terjadi.
Para pakar
dan pendidik memberikan solusi yang seharusnya sangat jitu jikalau diterapkan
efektif, dimana moral, empati diterapkan.
Selain faktor transforming yang dimampukan oleh
teknologi informasi, faktor lain yang
dimunculkan bahwa teknologi informasi atau dalam hal ini cyberworld dapat
berperan sebagai reflektor, karena apa yang dilakukan di cyberworld sebenarnya
mencerminkan diri kita siapa sebenarnya, yang tanpa pedoman hukum dan bebas
membuat moral dan etika menjadi satu – satunya pedoman kita berperilaku
Lebih jauh lagi ada beragam pembagian pemahaman
dan perbandingan berkenaan karakteristik cyberbullying dan cyberbulliies,
serperti :
-
perilaku
: dalam bullying ( tradisional bullying) pelaku umumny memiliki kekuatan fisik
dan status sosial yang dominan, sedangkan dalam cyberbullying kemungkinan nya
bisa terbalik, bahkan berimbang
-
Aksi
pelecehan : pelecehan dilakukan secara fisik atau ujaran langsung sedangkan
dalam cyberbullying dikenal bentuk – bentuk pelecehan seperti : harrassment,
cyberstlaking, exclusion ,dsb.
-
Usia
: umunya cyberbullying banyak didapati di kalangan remaja berbeda dengan
bullying yang banyak ditemukan dilakangan anak – anak.
-
Faktor
Gender : Remaja pria umunya melakukan pelecehan secara fisik dan re-maja putri
melakuklannya secara verbal, ini sulit menjadi dasar bahwa remaja pria lebih
banyak berperan sebagai pelaku dalam cyberbullying. Meskipun demikian, umunya
remaja pria cendering tergabung dalam online-game sedangkan remaja putri
bergabung dalam chat room. Pelecehan yang mungkin terjadi dalam online game,
misalnya dengan membatasi anggota lain
dalam on-line game untuk berpartisipasi.
-
Profil
: profil pembangkang, pemberontak, nakal akan sangat mudah terlihat dan umumnya perekalah pelaku dalam bullying,
sedangkan cyberbullying bisa sebaliknya, yang terlihat murid yang sopan dan pintar bisa menjadi pelaku
yang agresif
-
Faktor
kekesalan dan diskriminasi : Pelecehan umunya terjadi karena kebencian,
masalah gender, obesitas, cacat fisik, keterbelakangan /pronlem intelegensia,
ras dan perbedaan agama.
-
Orang
tua : umumnya pelaku cyberbullying memiliki orang tua yang kurang menaruh
perhatian terhadap anak-anaknya dan kurang memberikan pengawasan sewaktu anak –
anak mereka go -online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.